Minggu, 20 November 2011

Lupakanmu

Yang nulis namanya arifarahma pas jam 14.49
Harus kuakui bahwa kau masih tersimpan di hatiku. Meninggalkan kenangan-kenangan itu. Kenangan-kenangan yang sangat sulit tuk dilupakan. Namun, aku memang harus melupakanmu. Aku tahu kau mencintainya dan –mungkin- lebih mencintainya daripada denganku.
Kenangan manis itu masih terbayang jelas di benakku. Kenangan saat kita tertawa bersama dalam canda. Saat kita meluapkan isi hati kita masing-masing. Saat kita saling menghibur dan menyemangati kala kesedihan datang diantara kita berdua.
Cinta. Memang sangat rumit. Bahkan kita kadang atau malah sering tidak mengerti dengan apa yang dimaksud dengan hati kita. Apakah kita mencintainya atau mencintai orang lain? Apakah kita masih mencintainya atau sudah tidak mencintainya lagi? Apakah kita mempunyai rasa cinta atau benci padanya? Entahlah, mungkin itu akan menjadi misteri yang mungkin sulit untuk dipecahkan.
Sore mulai menjadi malam. Aku duduk di meja belajarku sambil memegang pena. Soal Fisika sudah menunggu untuk segera kukerjakan. Tetapi kali ini pikiranku sedang kacau. Akhirnya, buku Fisika itu harus kecewa karena aku tidak jadi mengerjakannya dan kututup bukunya.
Aku beranjak dari tempat dudukku dan menuju ke balkon kamarku. Untunglah, malam ini tidak terlalu dingin. Jadi, aku bisa bersantai ria di sini.
Aku duduk di kursi kesayanganku dan melipat kedua tanganku di depan dada. Entah apa yang harus ku perbuat. Apakah nanti aku akan menyesali semua ini?
Hal ini berawal dari rasa cemburuku, juga rasa takutku. Aku mengira dia telah berselingkuh dengan gadis lain. Entahlah, apakah itu benar atau tidak. Begitu aku melihat –mantan- kekasihku dengan gadis itu, aku langsung memutuskannya. Bukan tanpa alasan. Mereka begitu tampak mesra. Malah mantan kekasihku bilang, gadis itu hanya temannya. Tetapi apakah teman harus semesra itu? Mungkin dia tidak menyadarinya. Selain itu, aku juga takut akan disakitinya lagi. Dia sudah terlalu sering menyakitiku. Dan bodohnya aku selalu percaya akan kata-kata manisnya untuk mengajakku kembali dengannya.
Bukan tanpa alasan –lagi-. Aku menerimanya karena aku mengira dia benar-benar serius denganku. Aku tidak pernah tahu dengan apa maunya dan apa yang ada dipikirannya. Sampai-sampai membuatku bingung.
Tiba-tiba handphone-ku berdering. Segera kuambil handphone yang ada di sakuku. Ternyata ada dua pesan darinya. Ya, kalian pasti tahu kan. Dari seseorang yang telah membuatku tidak bisa melupakannya.
From: 085xxxxxxxxx –sengaja tidak kuberi nama nomornya karena sudah kuhapus kontaknya-
“Harus bagaimana lagi tuk mengungkapkannya. Aku dengan dirinya, hanya berteman saja. Apa yang harus kulakukan agar kau mau menerimaku lagi? Apa yang harus kulakukan agar kau percaya padaku? “
Kemudian kubuka lagi pesan lainnya darinya.
“sayang… percayalah padaku. Aku hanya mencintaimu. Dirimu satu-satunya. Aku akan membuatmu bahagia karena kaulah yang terindah untukku. Aku mohon kembalilah kepadaku.”
Ya, mungkin seperti itu pesan darinya yang selalu dikirimkannya untukku. Aku berpikir sejenak, kemudian memasukkan kembali handphone-ku ke dalam saku.
Aku harus melupakanmu. Aku tidak ingin kecewa berkali-kali karenamu. Berbahagialah dengannya. Aku akan bahagia bila melihatmu bahagia. Aku akan tersenyum bila melihatmu tersenyum. Walaupun mungkin itu sangat sulit.
Biarkan aku sendiri. Terbiasa tanpamu. Biarkan aku menjalani hari-hari ini seperti dulu saat aku tak mengenalmu. Satu hal, dirimu takkan pernah hilang dari hatiku.

0 komentar:

Posting Komentar

 

My Notes Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea